Rabu, 13 Juli 2011

kehamilan trimester 1. 2. 3


I.            Konsep  Dasar pada Ibu Hamil  TRIMESTER 1
A.    Pengertian
Trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan untuk membuktikan bahwa wanita dalam keadaan hamil. Peningkatan hormone ekstrogen dan progesterone akan mempengaruhi perubahan fisik yang berakibat pada psikologis seperti merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan.
B.     Tanda dan gejala
1.      Pembesaran uterus
2.      Kontraksi braxton hicks dan souffle (lunak, suara berhembus dari arah dalam arteri uterus yang singkron dengan post ibu)
3.      Timbulnya rasa lelah
Kemungkinan penyebab: Tubuh mensuplai dan mendukung nutrisi untuk kehamilan ini akan mengakibatkan lelah. Jantung terasa lebih cepat dan detaknya lebih kuat, nadi lebih cepat.
4.      Pembesaran payudara
Kemungkinan penyebab: Karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi padajaringan payudara, untuk mengatasinya ibu dianjurkan memakai BH yang menyokong payudara.
5.      Sering miksi
Kemungkinan penyebab: Karena adanya Pertumbuhan rahim yang menekan kandung kemih dankarena adanya perubahan hormonal.
6.      Konstipasi
Kemungkinan penyebab: Hal ini karena peningkatan hormon progesterone yang menyebabkan relaksasi otot-otot sehingga usus kurang efisien.
7.      Morning sickness
Kemungkinan penyebab: Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan tertentu saja. Hal ini terjadi karena adanya peningktan hormonal.
C.    Pertumbuhan dan perkembangan janin
·         Periode pre embrio (minggu 1-3)
Periode ini dimulai dari peristiwa konsepsi sampai terjadinya perubahan menjadi embrio. Periode ini berlangsung mulai dari minggu pertama sampai minggu ketiga.

1). Minggu I
Dimulai adanya konsepsi atau fertilisasi. Perkembangan selanjutnya zigote atau hasil konsepsi mengalami pembelahan dan akhirnya bermigrasi di endometrium yang telah dipersiapkan.
2). Minggu II
Setelah implementasi, terjadi perubahan pada bintik benih yanG merupakan bagian blastokist, dan ruangan amnion dan yolk sac yang akan meliputi seluruh embrio. Di ruang inilah embrio akan tumbuh. Sel yang membatasi ruangan ini disebut ektoderm.
Pada waktu yang sama timbul rongga lain yaitu ruang kuning telur pada amnion. Sel di sekitar ruang kuning telur disebut endoderm. Kemudian akan timbul lapisan lain di antara ektoderm dan endoderm yaitu mesoderm.
ü  Perkembangan Desidua
Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut desidua (kira-kira terjadi hari ke empat belas).
Desidua terbagi dalam 3 lapisan yaitu:
-          stratum kompaktum yang siftnya padat, telur terdapat di dalamnya.
-          Stratum spongiosum yang mengandung banyak kelenjar dan pembuluh darah yang melebar.
-          Startum basale, tidak mengalami perubahan.
Ketika bayi membesar, desidua terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu desidua basalis, desidua kapsularis dan desidua vera. Pada bulan keempat desidua kapsularis melekat jadi satu dengan lapisan desidua vera akibat pembesaran telur.
ü  Perkembangan Selaput Janin
Selaput janin terdiri dari:
-          yolk sac dan allantois: nantinya akan menjadi tali pusat
-          amnion: pertumbuhan janin menyebabkan ruangan amnion semakin membesar bersamaan dengan membesarnya ruang amnion, amnion dan chorion menjadi lisut, tali penghubung bersama yolk sac mebentuk tali pusat
-          chorion: terbentuk dari trofoblast yang diliputi oleh mesoderm. Chorion yang mulanya hanya terdiri dari satu lapisan, lmbat laun menjadi 2 Lapisan, lapisan langhans atau cytotrofoblast dan lapisan syntitium atau syinsitiotrofoblast.


ü  Perkembangan Plasenta.
Plasenta merupakan organ yang emnghubungkan ibu dengan ajnin dan memproduksi hormon penting dalam kehamilan yaitu HCG dan HPL.
Plasenta menjadi 2 bagian permukaan yaitu permukaan maternal (menghadap ke dinding rahim, warna merah tua, permukaan kasar) dan permukaan vetal (menghadap ke janin, berwarna putih kuning dan licin).
Fungsi plasenta adalah:
a. Respirasi
Yaitu mengambil oksigen dari ibu menuju plasenta melaLUi pembuluh darah janin, dan sebaliknya.
b. Nutrisi
Yaitu memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang diperoleh ajnin dari darah ibu, berupa air, karbohidrat, garam an organik, protein dan mineral.
c. Ekskresi
Yaitu pengeluran sisa-sia metabolisme zat dari janin ke darah ibu
d. Barier
Plasenta melindungi janin dari kuman yang terdapat dalam darah ibu. Tapi beberapa substansi teratogenik tidak dapat dihalangi oleh plasenta, misalnya virus.
e. Endokrin
Lasenta mengeluarkan beberapa hormon yaitu hormon steroid (estrogen dan progesteron), hormon protein (HCG, HPL, HCT), hormon releasing (TSH releasing hormon dan LH serta FSH)
f. Imunisasi pasif
Yaitu kekebalan terhadap smallpox, difteri dan measless, diperoleh ajni dari antibodi ibu.
Plasenta dan tali pusat terbentuk sempurna pada usia kehamilan 16 minggu.
Fungsi air ketuban :
a. melindungi janin dari rudapaksa tumpul
b. menjaga agar tali pusat tidak mudah tertekan
c. menjaga agar janin dapat tumbuh bebas ke segala jurusan sehingga pertumbuhanya tidak terganggu
d. menjaga agar tidak timbul perlekatan antara amnion dan janin
e. menjaga keseimbangan suhu uterus
f. menjaga infeksi dalam uterus
g. membuat jalan lahir bersih dan licin pada saat partus
Kejadian penting dalam minggu ke II:
a. pembentukan lapisan sytotrofoblast dan lapisan luar synsitiotrofoblast (hari 7-8)
b. trofoblast masuk ke endometyrium maternal dan sinusoid (hari 8)
c. teerlihatnya ruang amnion (hari 8)
d. pembentukan selaput & cairan amnion (hari 9)
e. dimulainya sirkulasi uteroplasenta sederhana (hari 11)
f. pembentukan vilii korialis sderhana (hari 13)
g. pembentukan desidua pada uterus (hari 14)
h. pembentukan procholdal plate (hari 14)
3). Minggu III
selama minggu ke tiga, hasil konsepsi tumbuh pesat, yaitu berlangsung mulai hari ke 15-21

·         Periode embrio (minggu 4 - 8)
4). Minggu IV
Embrio tumbuh dan bertambah panjang 3,5 cm dan berat kurang lebih 5 cm. Perpanjangan embrio arah atas menjadi kepala, bawah menjadi ekor, dan samping menjadi tubula. Sistem peredaran darah sederhana mulai terbentuk dan jantung mulai berdetak, lambung. Liver, pankreas, thiroid, dan kelenjar thimus mulai berkembang. Plasenta tumbuh sempurna.
5). Minggu V
Pertumbuhan kepala lebih cepat dari pertumbuhan badan, sehingga embrio melengkung dan membentuk huruf C. Permulaan bentuk kaki dan tangan berupa benjolan.
6). Minggu VI
Posisi mata, hidung, mulut, kaki, telapak tangan dan jari-jari tangan mulai terbentuk dan berkembang. Jari-jari terus berkembang pada hari ke 40 – 50.
7). Minggu VIII
Selama akhir periode embrio, embrio sudah menunjukkan bentuk dan ciri manusia, hemisfere cerebral tumbuh pesat. Alis mata mulai berkembang dan menjadi lisut selama minggu ke sembilan dan tinggal bekasnya sampai bulan ketujuh. Jari-jari tangan memanjang dan dapat dibedakan pada akhir minggu ke delapan. Perbedaan jenis kelamin bagian luar dapat dilihat oleh mata yang sudah terlatih, me;lalui pemeriksaan anatomik dan histologic kelenjar kelamin, namun masih membingungkan.

·         Periode janin (minggu 9-40)
Janin tumbuh lebih pesat dan perkembangan fungsi organ mulai terjadi.
8). Minggu 9 – 12
-          besar kepala satu setengah kali besar tubuh
-          CRL dua kali lipat
-          Alis mata hanya tinggal bekas
-          Tungkai atas berkembang menjadi proporsi normal dan tungkai bawah berkembang lebih panjang
-          Genitalia eksterna pria dan wanita dapat dibedakan pada minggi 12

D.    Kemungkinan masalah dan intervensi
1.      Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a.       Pantau kadar hemoglobin (Hb/hematokrit)
R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Pasien dengan kadar Hb kurang dari 12g/dl atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37% dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.
b.      Timbang berat badan pasien
R: ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko retardasi pertumbuhan intrauterine (IURG) pada janin dengan berat badan lahir rendah.
c.       Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kuku, dan kulit.
R: kesejahteraan janin atau ibu tergantung pada nutrisi ibu selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
d.      Lakukan tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa
R: menetapkan data dasar, dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, diabetik ketoasidosis, dan hipertensi karena kehamilan (PIH).
e.       Ukur pembesaran uterus
R: malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin yang mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan kemungkinan lebih lanjut.

2.      Resiko tinggi terhadap cidera janin berhubungan dengan malnutrisi, agen infeksius, factor genetic.
a.       Diskusikan tingkat aktivitas normal
R: aliran darah ke uterus dapat menurun sampai 70 % karena latihan keras, bradicaria sementara, kemungkinan hipertermia janin dan intra uterine growth retardation (IUGR)
b.      Anjurkan klien untuk melakukan seks yang lebih aman menggunakan kondom
R: kegagalan untuk menggunakan kondom selama koitus dapat meningkatkan resiko transmisi penyakit hubungan kelamin.
c.       Berikan informasi tentang hal yang dapat mengakibatkan terjadinya perkembangan abnormal (sinar X, alcohol, nikotin, dll)
R: membantu klien membuat keputusan tentang lingkunagn yang dapat meningkatkan kesehatan
d.      Lakukan tes serologi.
R: diagnose positif dari kondisi seperti toksoplasmosis dapat dibuat

3.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik, pengaruh hormonal
a.       Catat adanya rasa tidak nyaman
R: memberikan informasi untuk memilih intervensi: petunjuk terhadap respon klien pada ketidaknyamanan dan nyeri.
b.      Anjurkan penggunaan bra penyokong
R: memberikan sokongan yang sesuai untuk jaringan payudara yang membesar, menguatkan jaringan aerolar.
c.       Kaji adanya hemoroid
R: penurunan mobilitas GI dan perubahan usus serta tekanan pada system pembuluh darah oleh pembesaran uterus member kecenderungan terjadinya hemoroid.
d.      Kaji adanya mual muntah
R: menurunkan kemungkinan gangguan gastric yang dapat disebabkan oleh efek asam hidroklorid pada lambung yang kosong atau peningkatan sensitivitas atau tidak suka terhadap bau menyengat, makanan pedas atau makanan tertentu.
e.       Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit, dan makanan tinggi karbohidrat (missal: popcorn, roti kering)
Rasional: membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman lambung.

4.      Kurang pengetahuan tentang pengetahuan kehamilan normal berhubungan dengan kurang pemahan tentang perubahan fisiologis kehamilan.
a.       Buat hubungan perawat pasien yang mendukung
R: peran penyuluh dapat memberikan bimbingan antisipasi dan meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
b.      Beri bimbingan antisipasi
R: informasi member dorongan penerimaan tanggung jawab dan meningkatkan keinginan untuk melakukan perawatan diri.
c.       Diskusi perkembangan janin
Rl: visualisasi meningkatkan realita akan anak dan menguatkan proses pembelajaran.
d.      Identifikasi hal yang membahayakan pada janin.
R: janin paling rentan pada trimester pertama selama periode kritis perkembangan organ.

5.      . Resiko tinggi terhadap keletihan berhubungan dengan peningkatan metabolism.
a.       Tentukan siklus tidur bangun yang normal
R: membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk menguji komitmen.
b.      Anjurkan tidur siang 1-2 jam setiap hari dan tidur malam 8 jam
R: istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan dengan pertumbuhan jaringan ibu atau janin.
c.       Pantau kadar hemoglobin
R: kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena penurunan jumlah pembawa oksigen.

6.      Resiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinaris.
a.       Beri informasi tentang tanda atau gejala ISK
R: ibu yang ISK berespon baik terhadap tindakan dan mungkin tidak serius, namun hal ini dihubungkan dengan persalinan atau kelahiran pratern.
b.      Berikan informasi tentang tindakan hygiene lain, termasuk mengusap vulva dari depan ke belakang, setelah berkemih, setelah koitus.
R: membantu mencegah kontaminasi bakteri E. Coli mencapai vagina
c.       Anjurkan untuk penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi dengan menggunakan buth tub, bila pasien memiliki riwayat ISK
R: statis urinarius dan glikosuria dapat mempredisposisikan klien prenatal pada ISK, khususnya bila riwayat meliputi masalah urinarius atau ginjal.
d.      Berikan antibiotic
R: atasi infeksi sesuai indikasi

7.      Resiko tinggi terhadap konstipasi berhubungan dengan relaksasi otot halus
a.       Tentukan kebiasaan eliminsai sebelum kehamilan
R: pola eliminasi dipertahankan bila mungkin, peningkatan kadar progresterone  merilekskan otot polos, saluran GI, mengakibatkan penurunan peristaltik dan meningkatnya reabsorbsi air dan elektrolit.
b.      Kaji adanya hemoroid
Rl: varises rektum sering kali terjadi pada konstipasi yang lama, atau sebagai akibat dari peningkatan volume sirkulasi dan relaksasi hormonal pembuluh darah.
c.       Berikan informasi diet tentang buah-buahan, sayuran, serat, dan masukan cairan yang adekuat.
Rl: bulk dan konsistensi dalam pemilihan diet membantu meningkatkan keefektifan pola defekasi.
d.      Anjurkan latihan ringan, seperti jalan kaki
Rl: meningkatkan peristaltik dan membantu mencegah konstipasi.
e.       Diskusikan penggunaan pelunak feses
Rasional: mungkin perlu untuk membantu mengatasi konstipasi dan menciptakan rutinitas reguler.

II.            Konsep  Dasar pada Ibu Hamil  TRIMESTER 2
A.   Pengertian
Kehamilan trimester kedua pada minggu ke 14 sampai minggu ke 26 kehamilan. Pada trimester kedua  kehamilan biasanya sudah jelas, wanita dan keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan dan kunjungan pertama atau keduanya sudah sudah lengkap.
B.     Tanda dan Gejala
1). Menetap, kadang-kadang muntah
Penyebab Hipertensi Gravidarum
2). Keluar cairan dari vagina, bleeding, cairan, amnion
Penyebeb Membran pecah sebelum waktunya, keguguran
3). Demam, panas, kencing panas, diare
Penyebab Infeksi
4). Perubahan grakan janin. Tak ada gerakan janin setelah gerakan lebih cepat, ada perubahan yang tidak biasa dalam jumlah atau polanya
Penyebab Janin beresiko atau intrauteris fetal Death (IUFD)

C.    Pertumbuhan dan perkembangan janin
1)      Minggu ke-16 :
Janin mulai bergerak, dan berkembang tetapi tak perlu kuatir jika Anda tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka.
2)      Minggu ke-17 :
Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak cokelat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk
3)      Minggu ke-18 :
janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon Estrogen dan Progesteron semakin meningkat.
4)      Minggu ke-19 :
Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
5)      Minggu ke-20 :
Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.
6)      Minggu ke-21 :
Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
7)      Minggu ke-22 :
Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional.
8)      Minggu ke-23 :
Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.
9)      Minggu ke-24 :
Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal.

D.    Kemungkinan masalah dan intervensi
  1. Resiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh yang berhubungan denagan persepsi perubahan biofisik, respon orang lain
a.       Tinjau ulang atau kaji sikap terhadap kehamilan perubahan bentuk tubuh
R : pada trimester II perubahan bentuk tubuh telah tampak
b.      Diskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap perubahan
   R : individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang terjadi
c.       Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaina saat hamil
   R : situasi individu menandakan kebutuhan pakaian yang akan menguatkan penampilan klien utnuk kerja dan melakukan aktivitas ynag menyenangkan
d.      Diskusikan metode perawatan kulit dan berhias
   R : belajar dan ikut melihat dan merasakan lebih baik membantu mempertahankan persaan positif tentang diri
2.      Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma karena pembesaran uterus
a.       Kaji status pernafasan
R: Menentukan luas atau beratanya masalah, yang dikira- kira 6o%klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, berfungsi pernafasan diubah saat kemampuan diagfragma untuk turun pada inspirasi berkurangoleh pembesaran uterus.
b.      Dapatkan riwayat dan pantau masaalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya( misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus, tuberculosis)
R: masalah lain dapat terus merubah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin,
c.       Kaji kadar hemoglobin dan hematokit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat prenatal setiap hari
R: peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24-32 mengecerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
d.      Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafsan dan program aktivitas atau latihan yang realistis.
e.       Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan ringan seperti berjalan.
R: menurunkan kemungkinan gejala- gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
f.       Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah.
R: postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan penurunan diagframatik, meningkatakan kesediaan ruang untuk ekspansiparu. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu  janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravid.

3.      Kurang pengetahuan mengenai kemajuan alamiah dari kehamilan
a.       Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trimester II
R : pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.
b.      Lakukan atau lanjutkan program penyuluhan sesuai pedoman
R : pengulangan menguatkan penyuluhan dan bbila klien belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.
c.       Berikan informasi tentang kebutuhan terhadap ferosulfat dan asam folat.
R : Ferosulfat dan asam folat membantu memepertahankan kadar HB normal.
d.      Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu, misalny aborsi sppontan, hipoksia yang berhubungan dengan asma dan tuberculosis, penyakit jatung, hipertensi akkibat kehamilan, kelainan ginjal, anemia, DM gestasional, penyakit hubungan seks. Tinjau ulang tanda-tanda bahaya dan tindakan yang tepat.
R : membantu meningatkan atau informasi untuk klien tentang potensial situasi resiko tinggi yang memerlukan pemantauan lebih ketat dan intervensi
e.       Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk mengontrol ataumengatasi masalah medis.
R : membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan harus ditekankan kepada kemungkinan efek bahaya pada janin.
f.       Diskusikan kebutuhan terhadap pemeriksaan Laborat, khusu screaning dan pemantauan ketat sesuai indikasi
R : kunjungan prenatal yag lebih sering mungkin diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu.
4.      Resiko tinggi terhadap dekompensasi curah jantung yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan sirkulasi, perubahan pre load(penurunana aliran balik vena) hipertrofi vertikel.
a.      Tinjau ulang proses fisiologis dan perubahan normal serta abnormal
R : selama trimester II hipertropi ventrikel jantung menjamin peningkatan curah jantung, yang memuncak pada minggu ke 25-27 untuk memenuhi oksigen dan kebutuhan nutrien ibu/ janin
b.      Perhatikan riwayat yang ada sebelumnya, potensial masalah ginjal, jantung dan diabetes
R : trimester II terjadi resiko tinggi terhadap masalah curah jantung
c.       Ukur tekanan darah dan nadi, laporkan jika ada peningkatan sistolik lebih dari 30mmHg dan diastolik lebih dari 15mmHg
R : peningaktan tanda vital dapat menunjukkan hipertensi akibat kehamilan , khususnya pada klien dengan penyakit ginjal, jantung, dan diabetes/ adanya kehamilan multiple/ mola hidatidosa
d.      Auskultasi bunyi jantung akan adanya murmur
R : Murmur sistolik sering ringan dan mungkin diciptakan oleh peningkatan volume, penurunan viskositas darah, perubahan posisi jantung/ torsio pembuluh darah besar
e.       Kaji adanya edema pergelangan kaki dan varises kaki, vulva dan rektum
R : edema dependen dari ekstremitas bawah sering terjadi karena status vena akibat fase dilatasi
f.       Anjurkan pasien menghindari menyilangkan kaki, duduk, dan berdiri dalam waktu lama
R : meningaktkan aliran balik vena dan menurunkan resiko terjadinya edema, varises, trombosis vena
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksualitas dan harapan, takut akan cedera fisik
a.       Diskuskan dampak kehamilan terhadap polakuitus seksual yang normal
R : kepusan seksual yang optmal untuk klien prenatal terjadi pada trimester II arena vasokongesti pelvis/ perineal meeningkatkan kenikmatan organism.
b.      Tinjau ulang apa yang dirasakan  dan didiskusikan kemmungkinaan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara actual.
R: rasa takut mencederai janin pada saat koiyus adlah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas
c.       Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkkin dilakukan dalam aktivitas social
R: membantu pasangan untuk mempertimbangkan atau membuat pilihan.
d.      Waspadai adanya inikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria
R: disini tampak frekuensi penyimpangan menjadi lebih tinggi bila pasangan sedang hamil.


III.            Konsep  Dasar pada Ibu Hamil  TRIMESTER 3
A.    PENGERTIAN
Trimester ini adalah trimester terakhir kehamilan, periode pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-42 minggu. Janin ibu sedang berada di dalam tahap penyempurnaan Dan akan semakin bertambah semakin besar dan besar samapi memenuhi seluruh rongga rahim. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah peningkatan berat badan dan tekanan darah, rasa ketidaknyamanan dan aktifitas seksual.
B.     TANDA DAN GEJALA
1.      Sakit punggung
Hal ini dikarenakan meningkatnya beban berat badan yang anda bawa yaitubayi dalam kandungan
2.      Konstipasi
Konstipasi dikarenakan tekanan rahim yang membesra ke arah usus selainpeningkatan hormonprogesteron
3.      Pernapasan
Pada kehamilan 33 – 36 minggu banyak ibu hamil akan mersa susah bernafashal itu karena bayi yang berada di bawah diafragma menekan perut ibu, tetapisetelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul ini biasanya pada 2 – 3minggu sebelum persalinan. Pada ibu yang pertama kali hamil maka ibu hamilakan merasa lega dah bernafas lebih muda, selain itu juga rasa terbakar didada (heart burn ) biasanya juga ikut hilang karena berkurangnya tekananbagian tubuh bayi di bawah tulang iga ibu
4.      Sering kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akanmakin menekan kandung kencing bumil
5.      Masalah tidur 
Sebelum perut ibu membesar dan bayi menendang di malam hari bumil akanmenemukan kesulitan tidur nyenyak 
6.      Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekandaerah panggul dan vena di kaki yang menyebabkan vena menonjol. Danpada akhir kehamilan kepal bayi akan menekan vena daerah panggul, varisesjuga di pengaruhi faktor keturunan
7.      Kontraksi perut
Braxton – hichs kontraksi atau kontraksi palsu, kontraksi berupa rasa sakityang ringan, tidak teratur 
8.      Kram kaki
Hal ini terjadi nkarena berhubungan dengan perubahan sirkulasi tekanan saraf di akki atau karena rendahnya kadar kalsium
9.      Cairan Vagina
Peningkatan cairan vagina selama kehamuilan adalah normal, cairan biasanyajernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair.
10.  Bengkak
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki anda, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh per
rubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.
11.  Payudara
Keluarnya cairan dari payudara yaitu colustrum adalah makanan bayi pertama yang kaya akan protein.

C.    Pertumbuhan dan perkembangan janin
1.      Minggu ke-28
Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara selaput yang semula menutupi bola matanya sudah hilang.
2.      Minggu-29
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah, bisa menangis, walaupun masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar. Beratnya sekitar 1250 gram dengan panjang rata-rata 37 cm.
3.      Minggu ke-30
Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.Ibu mulai merasakan denyutan halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan membentuk simpul-simpul. Bila sampai membentuk simpul mati tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu jadi terhenti atau paling tidak terhambat.
4.      Minggu ke-31
Waspadai bila muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab, pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke bidan/dokter. Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas. Berat bayi sekitar 1600 gram dengan taksiran panjang 40 cm.
5.      Minggu ke-32
Umumnya pengenceran darah mengalami puncaknya pada minggu ini. Untuk ibu hamil dengan kelainan jantung, hipertensi dan preeklampsia, mesti ekstra hati-hati. Sebab dengan jumlah darah yang makin banyak, beban kerja jantung pun meningkat. Pada mereka yang mengalami gangguan jantung dan tekanan darah, tentu makin besar pula peluang terjadi penyempitan di pembuluh-pembuluh darah. Dampak lebih lanjut adalah tekanan darah meningkat. Gangguan semacam ini tak hanya berbahaya pada ibu, tapi juga si bayi, hingga biasanya dipertimbangkan untuk dilahirkan. Terlebih bila terjadi perburukan kondisi, semisal tekanan darah tak kunjung turun.
6.      Minggu ke-33
Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim. Bisa terlepas sebagian maupun terlepas total yang berujung dengan syok pada ibu akibat kehilangan darah dalam jumlah besar maupun kematian bayi. Ibu perokok dan peminum alkohol diprediksi lebih berkemungkinan mengalami masalah ini. Yang juga mesti diwaspadai adalah kantung air ketuban pecah/bocor.



7.      Minggu ke-34
Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres dan profil biofisik. Dalam profil biofisik digunakan skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang dievaluasi, yakni pernapasan, gerakan tubuh, tonus yang dievaluasi berdasarkan gerakan lengan dan atau tungkai, denyut jantung dan banyaknya cairan ketuban. Bila nilainya rendah, disarankan persalinan segera dilakukan. Pemeriksaan biofisik biasanya dilakukan bila diduga bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation), pada ibu pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tak banyak bergerak, kehamilan risiko tinggi ataupun kehamilan lewat waktu.
8.      Minggu ke-35
Yang terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup.
9.      Minggu ke-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Mulai minggu ini pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali. Tujuannya tak lain untuk meminimalisir risiko-risiko yang mungkin muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu melahirkan (maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan, infeksi dan preeklampsia. Sementara dari ketiga faktor penyebab tersebut, yang bisa dicegah dengan pemeriksaan ANC (antenatal care) yang baik(preeklampsia). Di antaranya dengan pemantauan tekanan darah dan kenaikan berat badan yang tak lazim, yakni maksimal 1 kg setiap bulan.
10.  Minggu ke-37
Dengan panjang 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya sudah matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.



11.  Minggu ke-38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm. Meski biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia kehamilan 38 minggu.

12.  Minggu ke- 39
Di minggu ini pula dokter yang menangani biasanya siaga menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi. Tak heran kalau bayi postmatur umumnya berkulit kering/keriput atau malah mengelupas. Sementara kapan persisnya plasenta mengalami penurunan fungsi sama sekali tak bisa diprediksi.

13.  Minggu  ke-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram. Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).

  1. Kemungkinan masalah dan intervensi
1.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pengalaman, kesalahan interpretasi informasi
a.       berikan informasi tentang perubahan fisik/ fisiologis normal berkenaan dengan trimester ketiga
R: pemahaman kenormalan perubahan ini dapat menurunkan kecemasan dan membantu meningkatkan penyesuaian aktifitas perawatan diri
b.      berikan informasi tertulis/ verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan
R: membantu klien untuk mengenali awitan persalinan, untuk menjamin tiba dirumah sakit tepat waktu, dan menangani persalinan/ kelahiran
c.       berikan informasi verbal/ tertulis tentang perawtan bayi dan pemberian makan
R: membantu menyiapkan pengambilan peran baru, memrlukan barang-barang tertentu untuk perabot, pakaian, dan suplai.
d.      anjurkan keikutsertaan dalam kelas kelahiran anak dan melakukan orientasi rumah sakit atau rumah bersalin
R: menurunkan ansietas berkenaan dengan ketidak tahuan; meningkatkan mekanisme koping untuk persalinan/ kelahiran.

2.      Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus.
a.       Kaji status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
R : Menentukan luas atau beratnya masalah, yang terjadi pada kira – kira 60% klien pranatal. Meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.      Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya (misalnya alergi, einitis, asma, masalah sinus,tuberkulosis).
R : Masalah lain dapat terus mengubnah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau janin.
c.       Kaji kadar hemoglobin dan hematokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit).
R : Peningkatan kadar plasma pada gestasi minggu ke 24 – 32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen. (Catatan : zat besi dapat dikontraindikasikan untuk anemia sel sabit).
d.      Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas / latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan ringan,seperti berjalan.
R : Menurunkan kemungkinan gejala – gejala pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
e.       Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, misalnya : postur yang baik, menghindari yang buruk, makan sedikit tetapi sering dengan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R : Postur yang baik dan makan sedikit tetapi sering membantu memaksimalkan penurunan diafragmatik, meningkatkan ketersediaan ruang untuk ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk pertukaran ibu janin. Pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan ekspansi paryu sesuai penurunan uterus gravid.


3.      Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan konflik mengenai perubahan hasrat seksual dan harapan, takut akan cedera.
a.       Diskusikan dampak kehamilan terhadap pola koitus seksual yang normal.
R : Kepuasan seksual yang optimal untuk klien pranatal terjadi pada trimester kedua karena vasokongesti pelvis / perineal meningkatkan kenikmatan orgasme. Pria dapat mengalami berbagai perasaan saat berespon terhadap peningkatan hasrat pasangannya dan menjadi bingung karena penurunan atau peningkatan hasrat seksualnya sendiri dalam memberi rspon terhadap perubahan bentuk tubuh pasangannya.
b.      Tinjau ulang apa yang dirasakan dan didiskusikan kemungkinan pilihan dalam peningkatan kontak fisik melalui berpelukan dan bercumbu daripada melakukan koitus secara aktual.
R : Rasa takut mencederai janin pada saat koitus adalah hal yang umum. Meyakinkan dan memperhatikan bahwa hal tersebut normal dapat membantu menghilangkan ansietas. Pilihan lain akan diterima dengan baik bila keduanya dipuaskan.
c.       Tinjau ulang perubahan posisi yang mungkin dilakukan dalam aktivitas seksual.
R : Membantu pasangan untuk mempertimbangkan / membuat pilihan.
d.      Waspadai adanya indikasi kemungkinan kesulitan seksual atau perilaku yang tidak sesuai dari pria.
R : Disini tampak frekuensi penyimpangan menjadei lebih tinggi (misalnya perkosaan, inses, kejahatan kekerasan, dan perselingkuhan ekstramarital) bila pasangan sedang hamil.
e.       Rujuk pada perawat klinis spesialis / konseling sesuai indikasi.
R : Mungkin perlu bantuan tambahan untuk mengatasi masalah dasar, yang dapat berkembang selama kehamilan atau mungkin sudah ada sebelumnya.

4.      Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus yang ditandai dengan : frekuensi berkemih sering, adanya desakan dari janin, edema dependen.
a.       Berikan informasi tentang perubahan pola berkemih sehubungan dengan trimester ketiga.
R : Membantu memahami adanya perubahan fisiologi  dari frekuensi berkemih akibat adanya pembesaran uterus.
b.      Anjurkan pasian untuk melakukan posisi miring kanan dan kiri
R : Meningkatkan perfusi ginjal.
c.       Motivasi pasien untuk minum 6 - 8 gelas per hari.
R : Mempertahankan tingkat cairan dan perfusi jaringan adekuat.
d.      Kaji ulang adanya masalah – masalah medis yang ada seperti penyakit ginjal, hipertensi, jantung.
R : Mengetahui adanya masalah yang mempengaruhi fungsi ginjal disertai dengan peningkatan volume cairan.

5.      Resiko tinggi cedera berhubungan dengan hipertensi, infeksi, penggunaan/ penyalahgunaan zat, perubahan sistem imun, profil darah abnormal, hipoksia jaringan, ketuban pecah dini.
a.       periksa/ evaluasi faktor-faktor risiko yang ada sebelumnya/ baru, nadi, dan bunyi jantung. Periksa tanda-tanda hipertensi akibat kehamilan.
R: situasi potensial risiko tinggi sering menjadi masalah dan memerlukan intervensi segera, bila kebutuhan sirkulasi dan metabolik paling besar.
b.      Kaji terhadap infeksi dan penyakit hubungan seksual.
R: infeksi vagina yang tidak dapat diobati, menciptakan ketidaknyamanan berat pada klien, dan risiko terhadap janin.
c.       Dapatkan Hb dan Ht pada gestasi minggu ke 28. pastikan klien mentaati asupan zat besi dan vitamin pranatal setiap hari.
R:mendeteksi anemia dengan hipoksemia/ anoksia potensial pada klien dan janin
d.      berikan informasi tentang tanda-tanda awitan persalinan ; tinjau ulang riwayat KPD/ persalinan paterm
R: riwayat positif meningkatkan kemungkinan masalah serupa pada kehamilan berikutnya

6.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik pengaruh hormonal
a.       kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan klien dan metoda untuk mengatasinya
R: data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b.      kaji satatus pernapasan klien
R: penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma, mengakibatkan dispnea
c.       perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam keposisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti posisi, dan menghindari berdiri/ duduk lama
R: menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena tekanan dari pembesaran uterus pada saraf yang mensuplai ekstremitas bawah
d.      Berikan informasi mengenai fisiologi aktifitas uterus
R: kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada multigrafida pada trimester kedua. Primigrafida biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester akhir.
e.       berikan suplemen kalsium dengan tepat. Anjurkan penggunaan jel aluminium hidroksida sesuai kebutuhan
R: penambahan produk susu bila intoleransi dapat menjadi masalah. Jeli dapat menurunkan kadar fosfor dan memperbaiki ketidak seimbangan kalsium-fosfor
7.      Nyeri kaki sampai dengan udema dan tekanan terhadap pembuluh darah dan saraf yang mensuplai ke ekstremitas bawah akibat pembesaran uterus
a.       Selidiki kemungkinan berjalan atau memanjat tangga setiap hari.
 R : berdiri dan duduk lama mengganggu sirkulasi perifer dan menyebabkan kelelahan serta sakit kaki.
b.      Usahakan istirahat pagi-siang-sore selama 15 sampai 20menit dan istirahat dengan kaki dan pinggul diangkat dan mengganjal lengan dan kaki dengan bantal pada malam hari ketika posisi berbaring miring.
R : Posisi menggunakan gravitasi untuk membantu mengurangi edema kaki.
c.       Anjurkan memakai korset maternity untuk membantu menyangga beratnya perut.
R : Menyokong dan mengangkat uterus memudahkan drainase vena limfatik.


DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Irene. 2000. Perawatan Maternitas dan Ginekologi. Bandung:            Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan  Keperawatan Pajajaran (YIA-PKP)
Doenges, Marilyn. 1987. Rencana Perawatan Maternal/Bayi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Ilyas, Jumiarni dkk. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga. Jakarta:Departemen Kesehatan.
Sastra, Winata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Percetakan Eleman
http://www.solusisehat.net/berita.php?id=198http://prf0706.wordpress.com/2007/03/14/perkembangan-janin-trimester-ketiga/