A.
Konsep Dasar Medik.
1.
Definisi
Kanker Prostat adalah pertumbuhan tumor
ganas dari jaringan parenchym kelenjar prostat. (M.Thompson & Mc Farland,
Manual of Clinical Nursing 1989 , 1464)
2.
Anatomi
Fisiologi
Prostat adalah
suatu organ tubuh yang bergantung kepada
pengaruh endokrin dan dapat dianggap imbangan( counterpart ) dari payudara pada
wanita. Prostat dipengaruhi juga oleh hormon androgen dan estrogen. Bagian tengah,
peka terhadap pengaruh estrogen dan bagian tepi peka terhadap hormon
androgen. Karena itu pada orang tua
bagian tengahlah yang mengalami hiperplasia, yaitu sekresi androgen berkurang
sehingga estrogen bertambah sebagian atau absolut. Sel-sel epitel kelenjar prostat dapat membentuk enzim
fosfatase asam yang paling aktif bekerja pada Ph 5. Pada keadaan normal enzym
ini kecil sekali sehingga sulit diukur, tetapi pada kanker prostat pembentukan
enzym ini sangat banyak sehingga dapat diukur dalam darah.
3.
Etiologi
Seperti tumor
ganas lain, maka etiologi kanker prostat belum diketahui dengan tepat. Ada yang menghubungkan dengan radang atau
hormon. Hampir 75 % kanker prostat
ditemukan pada bagian posterior dari pada lobus medius, dan hampir seluruhnya
mulai dari bagian yang dekat dengan simpai. Ada pendapat tercatat bahwa
terdapat 3 kali lebih besar kasusnya karena ada riwayat ayah atau kakek
menderita kanker prostat. Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas yang
sering ditemukan pada pria dewasa ( 50% dari seluruh tumor ganas pria ) usia diatas
50 tahun dan akan meningkat tajam pada usia di atas 80 tahun.
4.
Patofisiologi
Pertumbuhan sel
yang abnormal ( adenokarsinoma ) yang berdeferensiasi di sel parenchym kelenjar prostat secara
infiltrat dibagian kapsul / pembungkusnya. Yang sering terserang adalah di
bagian lobus posterior dan membentuk massa sehingga prostat membesar seperti
hyperplasia kemudian dapat terjadi
penekanan di semi vesika urinaria atau penyempitan urethra.
Anak sebar
menyebar ke lateral yaitu menuju otot anus / rectum melalui hematogen dan
kelenjar lymphe sehingga dapat metastasi ke paru - paru, otak, tulang dan
organ-organ lain.
5.
Tanda dan Gejala
Timbulnya tanda dan gejala biasanya setelah
stadium lanjut yaitu adanya pembesaran prostat, karena pada permulaan sulit
diraba dalam pemeriksaan rektal touche.
a. Gangguan saluran kencing :
1) Retensi urine
2) Nokturia
3) Hematuri
4) Disuria
5)
Kencing
menetes
b. Gangguan sistem lain :
1) Nyeri di daerah rektum ( metastasi ke
rektum / perineum )
2) Sesak nafas / nafasnya terengah-engah
3) Anaemia
4) Berat badan turun
6.
Test diagnostik
a. Biopsi dengan jarum lewat perineal atau
Transrektal
b. Biopsi dengan membuka jaringan kulit.
c. Cystoscopy
d. Pelvic CT Scan
e. Transrectal Ultrasonografi
f. Laboratorium :
1) Alkali Phospatase
2) PAP ( Prostatic Acid Phosphatase )
3) Serum TAP ( Total Acid Phosphatase )
4) Hb, leukosit, trombosit
7. Therapi
a. Operasi :
1) Prostatektomi radikal melalui perineal,
retropubic dan transpubic
2) Orchiectomy
b. Obat-obatan :
Estrogen, Kortikosteroid , Kemoterapi.
8.
Komplikasi
a. Metastase ke paru - paru, otak, dan tulang
b. Hydronephrosis.
B. Konsep Dasar Keperawatan
Pengkajian
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan
kesehatan.
·
Faktor
penyebab timbulnya kanker prostat
·
Pemeliharaan
kesehatan, pengobatan dan perawatan di rumah
2. Pola nutrisi dan metabolik
·
Kebiasaan
makanan yang dikonsumsi
·
Nafsu
makan menurun , mual , muntah
·
Berat
badan menurun
·
Konjuctiva
pucat / anemi
·
Laboratorium HB < 10 mg %
Lekosit : Ada kenaikan jika terdapat
infeksi sistem perkemihan
Ureum : > 30 – 40 mg %
Creatinin : > normal
Alkhali pospatase : > normal
Albumin : < normal
Globulin : < normal
3. Pola eliminasi .
·
Urine
menetes tak dapat memancar, tidak dapat mengosongkan kandung kemih sampai habis
·
Nokturia
·
Dysuria
·
Urine
campur darah
·
Peristaltik
usus < 6 kali / menit
·
Kandung
kemih penuh dan keras
·
Rectal
touche teraba benjolan dan keras
·
Warna
urine kuning tua, coklat sampai ada darah, ada
kuman bakteri berjumlah sedikit
4. Pola aktifitas dan latihan.
·
Riwayat
pekerjaan
·
Mengeluh
lemas, cepat lelah, tidak bergairah dalam melaksanakan
aktifitas atau hobi.
·
Peningkatan
tekanan darah
·
Tungkai
udema
5. Pola tidur dan istirahat .
·
Gangguan
tidur karena nyeri di daerah peritoneal
·
Kandung
kemih penuh sering bak dimalam hari,
yang tidak terlampiaskan
·
Nyeri
di daerah punggung
6. Pola persepsi kognitif dan sensorik
a. Pengetahuan klien tentang penyakitnya
b. Usaha untuk mengatasi rasa nyeri
7. Pola persepsi dan konsep diri
Mengeluh ada rasa tak berdaya, putus asa,
depresi, menarik diri.
8. Pola peran dan hubungan dengan sesama
·
Mengeluh
tidak adekuatnya suport sistem
9. Pola reproduksi dan seksual
·
Mengeluh
menurunnya kemampuan berejakulasi, takut mengganggu pasangannya dengan urine yang menetes.
·
Adanya
pembesaran prostat
10. Pola
mekanisme koping dan toleransi
·
Mengeluh
putus asa
·
Marah, menarik diri, denial
11. Pola sistem nilai atau kepercayaan
·
Sakit
kanker adalah kutukan
Diagnose Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan
tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan
dan prognosanya.
2. Perubahan pola eliminasi ( bak ): retensi
urine berhubungan dengan obstruksi saluran
kencing urethra, tonus kandung
kemih menurun
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan meningkatnya metabolisme ( proliferasi sel-sel kanker ),
intake kurang adekuat .
4. Perubahan rasa nyaman ( nyeri )
berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rektum / perineal.
5. Aktifitas Intoleran dan gangguan
mobilisasi berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi, dan kelelahan dan
kompresi susunan saraf karena proses metastase.
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
intoleransi beraktivitas.
7. Gangguan seksual berhubungan dengan efek
samping pengobatan : kemotherapi,
terapi radiasi, operasi, nyeri .
Perencanaan
a. Cemas berhubungan dengan ketidaktauan
tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan
dan prognosanya.
Hasil Yang diharapkan :
Stress berkurang
dan perbaikan koping yang ditandai dengan :
-
Penampilan
rilaks.
-
Status
kecemasan menurun sampai hilang.
-
Mendemonstrasikan
kemampuan pengetahuan tentang
-
penyakitnya
jika diberi pertanyaan.
-
Bergabung
dalam komunikasi terbuka dengan pasien lain.
Rencana tindakan :
1) Mengkaji riwayat kesehatannya untuk
tindakan selanjutnya yang meliputi:
-
Perhatian
pasien
-
Tingkat
pengetahuan pasien terhadap penyakitnya
-
Pengalaman
sakit kankernya dimasa lalu
-
Pengetahuannya
tentang diagnose kanker dan prognosisnya
-
Suport
system yang ada dan metode koping yang digunakan
2) Menyampaikan pendidikan kesehatan tentang
diagnosis dan rencana panatalaksanaan medisnya terdiri dari :
-
Jelaskan
secara sederhana apa pemeriksaan diagnostik yang kemungkinan akan dilakukan :
misal berapa lama, apa persiapannya pengalaman apa yang anda kuasai.
-
Review
rencana pengobatan dan beri kesempatan kepada
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
3) Kaji reaksi secara psikologi tentang
diagnose dan bagaimana koping yang
digunakan untuk mengatasi stress.
b. b. Perubahan pola eliminasi ( bak ):
retensi urine berhubungan dengan obstruksi
saluran kencing urethra, tonus
kandung kemih menurun
Hasil yang diharapkan :
Pola
eliminasi ( bak ) kembali normal ditandai dengan :
-
Interval
bak normal
-
Dalam
catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah bak.
-
intake
dan output seimbang
-
Tidak
ada catatan tentang keluhan urine
menetes, kandung kemih penuh.
Rencana tindakan :
1. Kaji pola eliminasi ( bak ).
2. Kaji tanda dan gejala retensi urine :
jumlah .warna, palpasi kandung kemih terdapat retensi urine/tidak, ada keluhan
urine sering dan sedikit-sedikit.
3. Lakukan katerisasi untuk mengukur retensi
urine yang ada (urine residu)
4. Tentukan ukuran/cara untuk mengatasi
retensi a.l :
5. Dorong pasien untuk mengatur posisi yang
tepat waktu mengeluarkan urine.
-
Ajarkan
menggunakan valsava manuver (mengejan)
-
Berikan
obat jenis cholienergik.
-
Monitor
efek-efek obat.
6. Konsultasikan pada dokter tentang
penggunaan kateter secara menetap atau tidak menetap
7. Monitor fungsi kateter dan kepatenan serta
kesterilannya.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme (akibat proliferasi sel-sel
kanker), intake kurang adekuat
Hasil yang diharapkan :
Menjaga kebutuhan nutrisi secara optimal
yang ditandai dengan
-
Ada respon positif terhadap makanan favorit.
- Kebersihan mulut terkontrol
- Adanya kenaikan berat badan setelah
keinginan / nafsu makan meningkat.
Rencana tindakan :
1) Kaji jumlah makanan yang dimakan.
2) Mengukur berat badan pasien secara rutine
: misal 1 mg sekali.
3) Dengarkan keluhan pasien mengapa pasien
tidak dapat makan lebih.
4) Modifikasi makanan dengan menu favorit
pasiennya.
5) Kenali obat-obat atau faktor-faktor yang
menyebabkan nafsu makan turun, mual, dan muntah.
6) Jelaskan pada pasien bahwa akan mengalami
perubahan rasa .
7) Gunakan cara untuk mengontrol mual dan
muntah dengan cara :
-
Berikan
obat antemetik sesaui jadwal pemberian
-
Lakukan
oral higiene sesudah episode muntah.
-
Lakukan
periode istirahat dalam memberikan makan.
8) Berikan porsi kecil dan sering dengan
lingkungan yang menyenangkan dan nyaman.
d. Perubahan rasa nyaman ( nyeri )
berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan rektum/perineal (
penyakitnya ) dan pengobatan modaliti ( utama )
Hasil yang diharapkan :
Nyeri hilang yang ditandai dengan : Dalam
catatan tidak ada keluhan nyeri.
Rencana Tindakan :
1) Nilai nyeri pasien dengan skala nyeri ,
berupa intensitasnya, lokasinya.
2) Kurangi gerak jika nyeri hebat.
3) Cegah pasien dari barang-barang yang akan
mencederai misal kasur yang keras,
4) Berikan analgesik atau jenis opioda secara
rutine sesuai jadwal.
5) Ajarkan teori destruksi nyeri, misal :
musik, tarik nafasdalam, menggosok – gosok dengan lembut daerah nyeri.
e. Aktifitas Intoleran dan gangguan
mobilisasi berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi dan kelelahan dan
kompresi susunan saraf karena proses metastase.
Hasil yang diharapkan :
Mobilisasi fisik membaik ditandai dengan:
Pasien mencoba untuk malakukan
aktifitas pasif dan secara bertahap melakukan aktifitas aktif.
Rencana tindakan :
1) Kaji yang menyebabkan keterbatasan gerak
misal : rasa nyeri.
2) Berikan obat analgetik
3) Dorong pasien menggunakan alat bantu :
walker, cane.
4) Bantu dengan gerakan pasif dengan latihan
ROM
5) Beri pujian kepada pasien atas usahanya.
6) Kaji status nutrisi.
f.
f.
Gangguan seksual berhubungan dengan efek samping pengobatan : kemotherapi,
g. terapi radiasi, operasi, nyeri .
Hasil yang diharapkan :
Dapat memodifikasi fungsi seksualnya dengan
rileks dan gembira yang ditandai dengan pasien mau mendiskusikan alternatif
pendekatan yang tepat untuk mengekspresikan seksualnya .
Rencana
tindakan:
1) Kaji dari riwayat perawatan atau
pengobatan yang mengakibatkan gangguan fungsi seksual.
2) Informasikan pada pasien efek dari terapi,
operasi prostat, radiasi, hormonal dan terapi lain yang mempengaruhi peran
seksual.
3) Ikutsertakan pasangan atau orang-orang
terdekatnya dalam pengetahuannya menggunakan metode hubungan intim sehingga
terjalin saling trust.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan
Proses Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi.
Surabaya, Fakultas Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo.
Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga
University Press. Surabaya
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.
Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.