A.
Konsep
Dasar Kehamilan
1.
Pengertian
Kehamilan
Kehamilan ialah pertumbuhan dan perkembangan janin intra
uterin mulai dari konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan.
(
4 )
2.
Anatomi
Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Gambar 1. Alat
Reproduksi Wanita ( 1 )
a.
Alat reproduksi wanita
1)
Genitalia Eksterna (Vulva)
a)
Mons pubis/mons veneris
Bagian
yang menonjol dan terdiri dari jaringan lemak yang menutupi bagian depan
symphysis pubis. Setelah pubertas kulit dari mons veneris tertutup oleh rambut
b)
Labia mayora
Berbentuk lonjong dan menonjol berasal dari mons
veneris dan berjalan kebawah dan kebelakang. Labia mayora sinistra dan dekstra
bersatu disebelah belakang dan merupakan batas depan dari perineum, disebut
frenulum (commisura posterior). Labia mayora homolog
dengan scrotum laki-laki.
c)
Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak
mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung
serabut saraf.
d)
Clitoris
Merupakan
suatu tunggul yang erectil, mengandung banyak urat-urat saraf sensoris dan
pembuluh-pembuluh darah. Analog dengan penis laki-laki.
e)
Vestibulum
merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia mayora, anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil. Dua muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat disamping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan dua muara dari kelenjar skene disamping dan agak dorsal dari uretra.
merupakan rongga yang sebelah lateral dibatasi oleh kedua labia mayora, anterior oleh klitoris, dorsal oleh fourchet. Pada vestibulum terdapat muara-muara dari vagina uretra dan terdapat pula 4 lubang kecil. Dua muara dari kelenjar Bartholini yang terdapat disamping dan agak ke belakang dari introitus vagina dan dua muara dari kelenjar skene disamping dan agak dorsal dari uretra.
f)
Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.( 1 )
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus.( 1 )
g)
Hymen (selaput dara)
Berupa lapisan tipis dan menutupi sebagian besar dari
introitus vagina. Biasanya berlubang sebesar ujung jari sehingga getah dari
genetalia interna dan darah haid dapat keluar.
2)
Genetalia Interna
a)
Introitus / orificium vagina
b)
Vagina
Merupakan suatu saluran muscular membranosa yang
memanjang dengan panjang sekitar 7,62 cm yang menghubungkan uterus dengan
vulva. Pada dinding vagina terdapat lipatan-lipatan circular yang disebut rugae.
Setelah melahirkan akan hilang. Kedalam puncak vagina menonjol ujung dari
servik yang disebut porsio.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada
haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan).
c)
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi
peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi,
retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari fundus uteri (bagian paling atas yang melekung yang merupakan tempat tuba uteri memasuki uterus, Corpus uteri (bagian sentral/tengah/badan) dan servik uteri (bagian terkecil/leher).
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Uterus terdiri dari fundus uteri (bagian paling atas yang melekung yang merupakan tempat tuba uteri memasuki uterus, Corpus uteri (bagian sentral/tengah/badan) dan servik uteri (bagian terkecil/leher).
Ligamenta penyangga uterus terdiri dari ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum
cardinale, ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
Vaskularisasi uterus terutama dari arteri uterina cabang
arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.
d)
Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri.
Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi
ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria. Pars isthmica (proksimal/isthmus) merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria. Pars isthmica (proksimal/isthmus) merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet. Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini. Pars infundibulum (distal) dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi "menangkap" ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya ke dalam tuba.
Mesosalping merupakan jaringan ikat penyangga tuba.
e)
Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi sebagai penyimpanan dan produksi/pematangan ovum/sel telur, melepaskan sel telur yang matang (follikel de graf ke dalam rongga panggul atau disebut ovulasi), dan memproduksi hormone estrogen dan progesterone. ( 1 )
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi sebagai penyimpanan dan produksi/pematangan ovum/sel telur, melepaskan sel telur yang matang (follikel de graf ke dalam rongga panggul atau disebut ovulasi), dan memproduksi hormone estrogen dan progesterone. ( 1 )
3.
Penyebab
kehamilan
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan ovum dan sperma.
Pada coitus air mani terpancar kedalam ujung dari vagina sebanyak 3CC. Dalam
air mani terdapat spermatozoa atau sel-sel mani sebanyak100-200 juta tiap cc. Sel mani
bentuknya seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang
seperti cambuk. Inti sel terdapat dikepala sedang ekor gunanya untuk bergerak
maju. Karena pergerakkan ini maka dalam satu jam spermatozoa melalui canalis
servikalis dan cavum uteri kemudian kemudian berada dalam tuba. Disini sel mani
menunggu kedatangan sel telur, jika pada saat ini terjadi ovulasi maka mungkin
terjadi fertilisasi, jadi kehamilan dapat dihasilkan bila coitus dilaksanakan
pada saat ovulasi. (Obtetrie fisiologi Padjajaran. 1983; 99)
4.
Fisiologi/Proses
Kehamilan
Ovulasi Bertemu sperma Konsepsi Morula
Nidasi
(hari ke-6) Blastocyt Exocoelum Cavum uteri
HAMIL
(Nidasi berakhir sampai hari ke-14)
5.
Tanda-Tanda
kehamilan
a.
Tanda-tanda
tidak pasti/tanda mungkin kehamilan
1)
Amenorrhoe, ,
2)
Mual
dan muntah pada waktu pagi
(morning sickness),
3)
Mastodinia
(rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar, vaskularisasi bertambah, duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen.
4)
Quekening
(pergerakan janin yang pertama)
5)
Sering buang air kemih
6)
Adanya konstipasi
7)
Perubahan berat badan
8)
Perubahan temperature basal
9)
Perubahan
warna kulit (hiperpigmentasi
kulit)
10)
Tanda
piskasek (pertumbuhan
asimetris pada uterus yang dekat dengan implantasi plasenta)
11)
Adanya
tanda hegar, tanda chadwick adanya kontraksi kecil uterus bila dirangsang (braxton
hicks), teraba ballotement, dan reaksi kehamilan positif.
( 3 )
b.
Tanda hamil pasti
1)
terdengarnya detak jantung janin (DJJ)
2)
terabanya bagian-bagian anak
3)
adanya
pergerakan
anak
4)
terlihat
pada
pemeriksaanUSG/foto rontgen
6.
Perubahan-Perubahan
Pada Ibu Hamil
a.
Perubahan
fisiologis
1)
Perubahan sistem reproduksi
Uterus
membesar, istmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (tanda hegar), servik
mengalami perubahan warna dan konsistensi, vagiana mengalami peningkatan
sirkulasi karena pengaruh estrogen sehingga makin tampak merah dan kebiruan
(tanda chadwiks), ovarioum bertanggung jawab terhadap pembentukan corpus luteum
sampai terbentuk plasenta, payudara
terdapat peningkatan dari ukuran nodulus dan sensitifitas.
2)
Perubahan sistem sirkulasi
Voleme
darah meningkat, dimana jumlah serumdarah lebih besar lebih besar dari jumlah
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodialisis). Curah jantung bertambah sekitar 30%.
Sel
darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume sehingga sering terjadi anemia.
3)
Perubahan sistem respirasi
Terjadi
karena untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang semakin meningkat selain itu juga
terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim. Ibu hamil akan bernafas lebih
dalam sekitar 20-25% dari biasanya. Sesak nafas dan pernafasan yang
cepatmembuat ibu hamil merasa lelah, hal ini dikarenakan saat kehamilan kerja
jantung dan paru menjadi lebih berat.
4)
Perubahan sistem pencernaan
Metabolism tubuh ibu mengalami perubahan yang mendasar.
Kebutuhan nutrisi makin meningkat untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan asi. Oleh karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung
meningkat, sehingga dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebih, derah
lambung terasa panas, terjadi mual muntah sakit kepala terutama pada pagi hari
(morning sickness), muntah berlebihan (hiperemesis gravidarum). Progesterone
menimbulkan gerak usus makin berkurang dan dapat menyebabkan konstipasi.
5)
Perubahan traktus urinarius
Ada gangguan miksin dalam bentuk sering berkemih terutama
pada hamil tua karena desakan pembesaran uterus yang menekan kandung kemih dan
turunnya kepala bayi.
6)
Perubahan integumen
Terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena karena pengaruh MSH.
Hiperpigmentasi biasanya terjadi pada areola mamae, papilla mamae, linea nigra,
pipi (cloasma gravidarum) dan akan hilang setelah persalinan.
Kulit dan rambut kering akan tampak berminyak, begitu
pula seblaiknya karena adanya perubahan hormone di dalam tubuh ibu hamil. ( 3 )
b.
Penyesuaian
dan proses psikologis
Klasifikasi
|
Periode
|
Perusahan psikologis
|
Trimester I
|
Periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia
hamil
|
Meningkatnya kebutuhan mencintai dan dicintai
tanpa seks libido karena dipengaruhi oleh kelelahan, mual dan payudara yang
membesar.
Adanya kekhawatiran dan kecemasan.
|
Trimester II
|
Periode kesehatan
|
Ibu merasa sehat.
Bebas dari ketidaknyamanan
Merupakan fase bathiniah, kehamilan untuk
membangkitkan identitas keibuannya.
Sebagai wanita merasa lebih erotik.
|
Trimester III
|
Periode penggunaan yang waspada
|
Terdapat rasa gelisah
Adanya rasa ketakutan
Ketidak nyamanan fisik
Memerlukan dukungan
Seksualitas menurun karena perut membesar
sehingga menciptakan rasa bersalah pada ibu.
Berbagi perasaan diantara pasangan sangat
penting.
|
7.
Masalah-Masalah
Yang Sering Timbul Pada Kehamilan
a.
Sakit Kepala
Disebabkan oleh kontraksi, ketegangan otot, keletihan dan
pengaruh horman.
Cara mengatasi: biofeedback, teknik relaksasi, memasase
leher dan otot bahu, penggunaan bungkusan hangat atau es ke leher, istirahat
dan mandi air hangat
b.
Rasa Mual dan muntah
Kemungkinan disebabkan oleh peningkatan hormone HCG,
estrogen, progesterone, relaksasi oto-otot halus, metabolism dan keletihan.
Cara mengatasi: menghindari bau/factor penyebab, makan
biscuit kering/roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur di pagi hari, makan
sedikit sedikit sering, duduk tegak setiap kali selesai makan, hindari
makan-makanan yang berminyak dan berbumbu keras, memakan makanan kering disela
waktu makan, bangun dari tidur secara perlahan-lahan dan jangan langsung
bergerak, jangan menggosok gigi setelah makan, minum the herbal, istirahat yang
cukup.
c.
Mengidam
Biasanya dikaitkan dengan anemia akibat kekurangan zat
besi dan bias merupakan tradisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan selama diet
dalam asupan tetap memadai.
d.
Keringat bertambah
Karena aktivitas kelenjar apokrin meningkat akibat
perubahan hormone. Cara mengatasi: gunakan pakaian yang tipis dan longgar,
banyak minum, mandi secara teratur
e.
Keputihan
Disebabkan oleh hiperplasi mukosa vagina, kelenjar
endoserviks meningkatkan produksi lender karena peningkatan sejumlah hormone
estrogen. Cara mengatasi: tingaktkan kebersihan dengan mandi
setiap hari,
f.
Konstipasi
Disebabkan
karena gerak usus berkurang, sehingga memperlambat waktu pengosongan, tekanan
uterus yang semakin membesar terhadap usus besar. Cara mengatasi: hindari makanan yang mengandung gas,
mengunyah makanan secara sempurna, senam secara teratur, pertahankan buang air
besar secara teratur
g.
Gatal-gatal
Kemungkianan disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap
antigen plasenta. Cara mengatasinya dengan guanakan
kompres atau mandoi dengan air sejuk
h.
Frekuensi berkemih meningkat/nokturia
Disebabkan karena adanya tekanan uterus atas kandung
kemih, air dan sodium yang terperangakap di dalam tungkai bawah selama siang
hari karena statis vena.
Cara mengatasi: menjelaskan sebab-sebabnya, mengosongkan
kandung kemih saat terasa dorongan untuk berkemih, memperbanyak minum pada siang
hari, membatasi minum bahan diuretic alamiah seperti kopi dan the.
8.
Pemeriksaan
Diagnostik Kehamilan
a.
Rongtgenografi
Gambaran tulang-tulang janin tampak setelah minggu ke-12
sampai 14. Pemeriksaan ini hany aboleh dikerjakan bila terdapat keraguan dalam
diagnosis kehamilan dan ats indikasi yang mendesak sekali, sebab janin sangat
peka terhadap sinar X.
b.
Ultrasonografi (USG)
Alat ini sangat penting dalam diagnosis kehamilan dan
kelainan-kelainannya karena gelombang suara sampai saat ini dinyatakan tidak berbahaya.
c.
Fetal Electro Cardiografi
Dapat direkam pada minggu ke-12
d.
Tes Laboratorium
Banyak
tes yang dipakai tetapi yag paling popular adalah test inhibisi koagulasi koagulasi yang bertujuan untuk mendeteksi
adanya HCG dalam urin.
9.
Tanda
Dan Bahaya dalam Kehamilam
a.
Perdarahan
pervaginam (perdarahan pervaginam dalam kehamilan jarang yang normal. Pada awal
kehamilan ibu mungkin akan mengalami perdarahan sedikit/spotting disekitar
waktu pertama terlambat haid yang biasanya disebut perdarahan implantasi (tanda
Hartman dan itu normal terjadi
b.
Sakit
kepala hebat (kemungkinan gejala preeklamsi)
c.
Penglihatan/Pandanagan Kabur
d.
Bengkak Pada muka dan tangan
e.
Nyeri perut hebat
f.
Bayi kurang bergerak seperti biasanya
10. Komplikasi Dan Penyulit Kehamilan
a.
Adanya abortus
b.
Hiperemesis gravidarum
c.
Molahidatidosa
d.
Kehamilan ektopik
e.
Preeklamsi dan eklamsia
f.
Perdarahan
antepartum (plasenta previa, solusio plasenta). ( 3 )
B.
Konsep
Dasar Asuhan Keperawatan
1.
Anamnesa
a.
Identitas
pasien
Nama pasien/suami, umur, agama, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, alamat, penghasilan
b.
Keluhan
utama
Apa yang pasien rasakan/penderita
rasakan saat ini
c.
Riwayat
kehamilan ini
Usia
kehamilan, HPHT, siklus haid, perdarahan pervagina, fluor, mual/muntah, masalah
kelainan pada kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan/jamu
d.
Riwayat
obstetric yang lalu
Jumlah
kehamilan, jumlah persalinan, jumlah persalinan cukup bulan, jumlah persalinan
premature, jumlah anak hidup, jumlah keguguran, perdarahan pada kehamilan,
persalinan, nifas terdahulu. Perdarahan saat kehamilan, persalinan, nifas
terdahulu, berat bayi < 2,5 kg atau berat bayi > 4 kg, Adanya masalah –
masalah persalinan kehamilan dan nifas yang lalu.
e.
Riwayat
penyakit
Jantung,
tekanan darah tinggi, TBC, pernah operasi, alergi obat/makanan, ginjal, asma,
epilepsy, penyakit hati, pernah kecelakaan.
f.
Riwayat
kesehatan keluarga
1) Anak kembar
2)
Penyakit menular yang dapat
mempengaruhi persalinan (TBC)
3)
Penyakit keluarga yang dapat diturunkan
g.
Riwayat
KB
Metode KB apa yang digunakan dan lama
pemakaiannya
h.
Riwayat
social dan ekonomi
1) Status social ekonomi
2) Respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan
3) Jumlah keluarga di rumah yang
membantu
4) Siapa yang membuat keputusan dalam
keluarga
5) Pendidikan, pekerjaan, penghasilan
i.
Pola
kegiatan sehari-hari
1) Makan dan minum
2) Pola eliminasi
3) Kebersihan diri
4) Aktifitas sehari-hari
5) Tidur dan istirahat
6) Olahraga
2.
Pemeriksaan
fisik
a.
Inspeksi
1) Rambut : bersih/kotor, apakah rontok
2) Muka adakah cloasma gravidarum
3)
Mulut dan gigi : kebersihan,
stomatitis, caries gigi, adakah pembesaran kelenjar limfe
4)
Dada : bentuk payudara, pigmentasi
areola papilla mamae
5)
Perut : apakah pembesaran perut sesuai
umur kehamilan, adakah striea gravidarum atau bekas operasi
6) Vulva : keadaan perineum, tanda
Chadwick
7) Ekstremitas : adakah varises,
oedema, luka
b.
Palpasi
1)
Leopold I : Menentukan TFU dan tuanya
kehamilan serta bagian apa yang di fundus
2)
Leopold II : Menentukan letak
punggung anak dan bagian – bagian terkecil dan untuk menentukan kepala anak.
3)
Leopold III : Menentukan apa yang
terdapat dibagian bawah dan apakah bagian anak sudah masuk PAP atau belum
4)
Leopold IV : Menentukan bagian bawah
dan seberapa masuknya
a)
Berat janin, Rumus :
·
TBJ = ( TFU(cm) – 12 ) x 155gr
→ janin belum masuk PAP
·
TBJ = ( TFU(cm) – 11 ) x 155gr
→ janin sudah masuk PAP
b)
Mc.Donald
Rumus : TFU (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan
TFU (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam
bulan
Perbandingan tinggi fudus uteri
Usia / minggu
|
TFU Leopold
|
TFU (cm) Mc. Donald
|
16
20
24
28
32
36
40
|
½ pusat – simpisis
3 jari dibawah pusat
Setinggi pusat
3 jari diatas pusat
Setinggi pusat
3 jari di atas pusat
Setengah pusat - px
3 jari di bawah px
½ pusat - px
|
-
18
21
24,5
28
31,5
35
|
c.
Auskultasi
Menghitung Djj: 5 detik I
dihitung,5 detik II istirahat, 5 detik III dihitung, 5 detik IV istirahat 5
detik V dihitung → Dijumlah x 4 = DJJ
Hasilnya teratur bila angka ke 1 dan 3 sama.
d.
Perkusi
Reflek patella, untuk mengetahui
keadaan janin apabila kemungkinan kekurangan Vit B1.
e.
Ukuran
panggul luar
Distantia spinarum, Distantia
cristorum, Bordelogue, Lingkar panggul. Untuk mengetahui keadaan panggul yang
akan berpengaruh pada proses persalinan.
f.
Pemeriksaan
laboratorium
Albumin,
reduksi, Hb, HbSAg untuk mengetahui factor resiko pada ibu hamil, untuk
mengetahui apakah ibu mengidap DM, untuk mengetahui factor resiko terhadap
anemia, untuk mengetahui factor resiko terhadap hepatitis.
A. DIAGNOSA DAN PERENCANAAN KEPERAWATAN
1.
Ketidakefektifan
pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran
uterus.
Tujuan : Klien melaporkan
penurunan frekuensiatau beratnya keluhan
Klien
mendemonstrasikan perilaku yang mengoptimalkan fungsi pernafasan
Intervensi :
a.
Kaji
status pernafasan (misal : sesak nafas pada pengerahan tenaga, kelelahan).
Rasional: menentukan luas dan
beratnya masalah, yang terjadi kira-kira 60%. Meskipun kapasitas vital
meningkat, fungsi pernafasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b.
Pantau
masalah medis yang terjadi atau ada sebelumnya.
Rasional: masalah lain dapat
terus mengubah pola pernafasan dan menurunkan oksigenasi jaringan ibu atau
janin
c.
Kaji
kadar hemoglobin dan hematrokrit. Tekankan pentingnya masukan vitamin atau fero
sulfat pranatal setiap hari (kecuali pada klien dengan anemia sel sabit). ( 2 )
Rasional: peningkatan kadar
plasma pada gestasi ke 24-32 mengencerkan kadar Hb, mengakibatkan kemungkinan
anemia dan menurunkan kapasitas pembawa oksigen.
d.
Berikan
informasi tentang rasional untuk kesulitan pernafasan dan program aktivitas/
latihan yang realitas
Rasional:
menurunkan kemungkinan gejala-gejal pernafasan yang disebabkan oleh kelebihan.
2.
Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual, dan
muntah.
Tujuan : pasien mampu mempertahankan
nutrisi secara adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
dengan kriteria hasil :
a.
Berat badan meningkat mencapai berat
badan normal.
b.
Pasien dapat menerangkan komposisi diet
yang memadai.
c.
Pasien menunjukkan keinginan untuk
mengikuti diet sesuai dengan kebutuhan.
d.
Klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
secara mandiri.
e.
Pasien mengatakan mual muntah sudah
berkurang / hilang.
Intervensi :
a.
Berikan informasi tertulis diet
prenatal dan suplemen
Rasional informasi yang jelas
memungkinkan ibu untuk lebih memahami nutrisi yang tinggi untuk pertumbuhan
janin.
b.
Tanyakan keyakinan dalam diet, sosial
dan budaya.
Rasional keyakinan diet dan sosial budaya memberikan
ibu lebih taat akan makanan apa yang harus dimakan untuk ibu hamil sesuai
dengan keyakinan masyarakat.
c.
Timbang BB.
Rasional peningkatan berat badan dapat
mengetahui sejauh mana makanan yang dikonsumsi ibu dan berat badan janin.
d.
Tinjau tentang mual dan muntah.
Rasional mual dan muntah dapat
mengidentifikasi resiko kekurangan makanan dan suplai intake makanan tidak
adekuat.
e.
Kolaborasikan program diet ibu hamil
Rasional kolaborasi dalam program diet
dapat mengatur makanan yang disukai ibu dan menentukan makanan apa yang harus
dikonsumsi selama hamil.
3.
Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual, muntah.
Tujuan : pasien mampu mempertahankan
terpenuhinya kebutuhan cairan secara adekuat setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil :
a.
Asupan cairan minimal 2000 ml / hari
b.
Tidak ada tanda - tanda dehidrasi
c.
Membran mukosa lembab
d.
Turgor kulit elastis
e.
Pasien mengatakan mual dan muntah
berkurang / hilang.
Intervensi :
a.
Auskultasi denyut jantung janin.
Rasional DJJ menunjukkan apakah janin
sehat atau tidak.
b.
Tentukan beratnya mual dan muntah
Rasional mual dan muntah jika terlalu
berat makan kebutuhan cairan juga harus disesuaikan dengan berat ringan
dehidrasi yang dialami.
c.
Tinjau riwayat (gastritis)
Rasional gastritis menunjukkan
peradangan pada gaster dan jika peradangannya kronis maka tubuh akan kekurangan
cairan. Dan lambung tidak dapat mencerna makanan.
d.
Anjurkan mempertahankan asupan cairan.
Rasional mempertahankan intake cairan
secara adekuat.
e.
Kaji suhu, turgor kulit, membrane
mukosa, TD, intake dan output.
Rasional tanda – tanda vital dapat
mengetahui volume sirkulasi cairan dan kebutuhan cairan yang diberikan. Intake
dan output mengerahui pasien kelebihan cairan atau sebaliknya.
f.
Timbang BB.
Rasional jika berat badan berkurang
maka cairan yang dibutuhkan juga bertambah dan dapat menunjukkan apakah pasien
tersebut kelebihan atau kekurangan cairan.
4.
Ketidaknyamanan berhubungan dengan
perubahan fisik dan pengaruh hormonal.
Tujuan : pasien mampu menunjukkan
kenyamanan secara optimal setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari
dengan kriteria hasil :
a.
Pasien mengatakan rasa tidak nyaman
berkurang / hilang.
b.
Ekspresi wajah cerah.
c.
Sikap tubuh rileks
d.
Cukup istirahat / tidur
Intervensi :
a.
Catat derajat rasa tidak nyaman minor.
Rasional rasa tidak nyaman dapat
mengganggu istirahat pasien.
b.
Evaluasi derajat rasa tidak nyaman
selama pemeriksaan lanjutan.
Rasional rasa tidak nyaman dapat
mengganggu pemeriksaan yang dapat menunjang selama hamil. Contoh USG.
c.
Tekankan menghindar stimulasi putting.
Rasional tekanan pada puting dapat
menambah rasa tidak nyaman karena ibu hamil sangat sensitif pada daerah
payudara.
d.
Instruksikan perawatan putting mendatar.
Rasional dapat mengurangi rasa tidak
nyaman saat puting dihisap oleh bayi.
e.
Kolaborasikan suplemen kalsium.
Rasional sebagai penguat tulang dan
mengembalikan stamina selama persalinan. ( 2 )
5.
Resiko tinggi infeksi saluran kemih
berhubungan dengan praktik hygiene yang buruk.
Tujuan
: pasien mampu mempertahankan diri dari infeksi setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3 hari dengan kriteria hasil :
a.
Tidak didapatkan tanda –tanda radang
b.
Suhu tubuh normal
c.
Saluran perkemihan bersih dan tidak
kotor.
Intervensi :
a.
Berikan informasi tentang tanda dan
gejala isk.
Rasional informasi yang tepat dapat
mengurangi terjadinya resiko infeksi.
b.
Tekankanlah perlunya melaporkan
tanda-tanda infeksi ke pemberi layanan kesehatan.
Rasional mengetahui sejauh mana
perawatan yang akan diberikan selama terjadi infeksi dan keperawatan yang cocok
untuk menanganinya.
c.
Tekankan perlunya mencuci tangan secara
teratur sebelum dan saat memegang makanan, dan setelah toileting.
Rasional mencegah bakteri dan kuman
masuk dan mengurangi terjadinya infeksi.
d.
Berikan informasi tentang tindakan
hygiene lain.
Rasional hygiene yang baik dapat
mencegah infeksi dan informasi yang jelas dapat meningkatkan hiegine pasien.
6.
Perubahan eliminasi urine berhubungan
dengan pembesaran uterus yang ditandai dengan frekuensi berkemih sering, adanya
desakan dari janin, edema dependen.
Tujuan : pasien mampu mengetahui pola
perubahan eliminasi urine secara optimal setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 jam dengan kriteria hasil :
a.
Pasien mengatakan paham tentang
perubahan pola eliminasi urine selama hamil.
b.
Pasien tampak mengerti penyebab sering
berkemih.
c.
Pasien tampak tenang dan rileks.
Intervensi :
a.
Berikan informasi tentang perubahan
pola berkemih sehubungan dengan pembesaran uterus.
Rasional informasi yang tepat dan
sesuai dapat meningkatkan pemahaman ibu tentang perubahan yang terjadi selama
kehamilan.
b.
Anjurkan pasien untuk melakukan posisi
miring kanan dan kiri.
Rasional dapat mengurangi gerakan janin
dan memperlancar peredaran darah di tulang belakang.
c.
Motivasi pasien untuk minum 1,5-2 liter
perhari dan mengurang minum pada malam hari.
Rasional kebutuhan cairan terpenuhi dan
dapat mengurangi frekuensi berkemih di malam hari.
d.
Evaluasi kembali pemahaman pasien
tentang perubahan pola berkemih.
Rasional mengetahui sejauh mana pasien
memahami penjelasan yang telah diberikan dan pengaruhnya terhadap kebiasaan
selama hamil.
7.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)
mengenai perawatan payudara b/d kurangnya informasi.
Tujuan : pasien mampu memahami
kebutuhan belajar perawatan payudara secara adekuat setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 30 menit dengan kriteria hasil :
a.
Pasien mengatakan paham tentang
perawatan payudara dan cara membersihkanya dengan minyak kelapa atau lotion.
b.
Pasien dapat mendemonstrasikan kembali
perawatan payudara dengan benar. ( 2 )
Intervensi :
a.
Berikan informasi tentang kebutuhan
perawatan payudara.
Rasional kebutuhan perawatan payudara
dapat menonjolkan areola dan papila mamae agar dapat keluar ASI.
b.
Berikan penkes tentang perawatan
payudara dan cara membersihkannya.
Rasional dapat meningkatkan pemahaman
ibu tentang cara menonjolkan puting serta menjaga kebersihan puting.
c.
Anjurkan pasien mendemontrasikan perawatan
payudara dan melaksanakannya dirumah.
Rasional dengan mencoba dirumah ibu-
ibu dapat lebih terlatih dalam melakukan perawatan payudara.
d.
Evaluasi pada pasien tentang penjelasan
perawatan payudara.
Rasional mengetahui sejauh mana
pemahaman pasien sudah mengerti dengan benar atau belum.
B. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1.
Melakukan penkes tentang perawatan
payudara.
2.
Menganjurkan pasien minum 1,5- 2 liter
/ hari dan mengurangi minum malam hari.
3.
Mengobservasi tanda-tanda infeksi dan
kekurangan cairan pada pasien.
4.
Memberikan informasi tentang hiegiene
selama hamil dan kebutuhan nutrisi selama hamil.
5.
Memberikan penjelasan tentang perubahan
pola berkemih selama hamil.
6.
Menganjurkan pasien miring kanan dan
kiri.
7.
Mengobservasi ketidaknyaman yang
terjadi pada pasien.
8.
Mengevaluai penjelasan yang telah
diberikan pada pasien.
9.
Mengobservasi TTV dan intake dan output
cairan.
10. Menganjurkan
pasien mempertahankan nasupan cairan. ( 2 )
C. EVALUASI
1.
Pasien dapat mengoptimalkan fungsi
pernafasan.
2.
Pasien sudah tidak terjadi resiko
kekurangan nutrisi.
3.
Pasien sudah tidak terjadi resiko
kekurangan volume cairan
4.
Pasien merasa nyaman dengan keadaanya
sekarang.
5.
Pasien terhindar dari resiko infeksi.
6.
Pasien sudah mengerti tentang perubahan
eliminasi urine.
7.
Pasien
sudah paham tentang kebutuhan belajar perawatan payudara. ( 2 )
DAFTAR PUSTAKA
Artanto, Anatomi dan Fisiologi
Wanita Hamil, [ Internet ], 2009, Accessed from <http://www.artanto.com> [Accessed
April 02, 2010, 20:00]
Dongoes, Marlynn E. Marry Fancer
Moorhouse, Rencana Keperawatan Maternal Bayi, EGC,
Jakarta, 2001.
Rochmat,
Ratih, Konsep Kehamilan, [ Internet ], 2009, Accessed from
<http://ratihrochmat.wordpress.com >[Accessed April 05, 2010, 17:00]
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu kebidanan dan
keluarga berencana untuk bidan. Jakarta. 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar