1. Definisi
Lipoma
adalah tumor jinak yang mengandung atau terdiri dari jaringan lemak. (Sumber: Patologi.
Bagian Patologi, Anatomi FKUI 1990)
2. Anatomi Fisiologi
Kulit merupakan organ
terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot-otot dan organ-organ dalam. Kulit
merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf dan kelenjar yang tidak
berujung, semuanya memiliki potensi untuk terserang penyakit.
a. Fungsi Kulit
Kulit
melindungi tubuh dari trauma dan
merupakan benteng pertahanan terhadap bakteri, virus dan jamur.
Kehilangan panas dan penyimpanan panas diatur melalui vasodilatasi pembuluh
darah kulit atau sekresi kelenjar keringat. Setelah kehilangan seluruh kulit,
maka cairan tubuh yang penting akan
menguap dan elektrolit-elektrolit akan hilang dalam beberapa jam seperti
pada luka bakar. Kulit juga merupakan tempat sensasi raba, tekan, suhu, nyeri
dan nikmat, berkat jalinan ujung-ujung saraf yang saling berpautan.
b. Struktur kulit
Secara
mikroskopis, kulit terdiri dari tiga lapisan: epidermis, dermis
dan lemak subkutan. Epidermis bagian terluar kulit dibagi
menjadi dua lapisan utama yaitu lapisan sel-sel tidak berinti yang bertanduk
(stratum Korneum atau lapisan induk), dan lapisan dalam yaitu stratum malfigi;
stratum malfigi ini merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah
mengalami proses diferensiasi. Stratum malfigi dibagi menjadi: lapisan basal
(stratum germinativum), stratum spinosum, dan stratum granolosum. Stratum granolosum
terletak tepat di bawah stratum korneum. Stratum granosum mempunyai fungsi
penting dalam pembentukan protein dan ikatan-ikatan kimia stratum korneum.
Lapisan basal sebagian besar terdiri dari
sel-sel epidermis yang tidak berdiferensiasi dan terus-menerus mengalami
mitosis, memperbarui epidermis. Kalau sel ini mengalami mitosis, salah satu sel
anak akan tetap berada di lapisan basal untuk kemudian membelah lagi, sedangkan
sel yang lain bermigrasi ke atas menuju stratum spinosum.
Sel epidermis
utama yang berdiferensiasi adalah keratinosit, membentuk keratin, suatu protein
fibrosa. Pada waktu keratinosit meninggalkan lapisan malfigi dan bergerak ke
atas, maka sel-sel ini akan mengalami perubahan bentuk, orientasi, struktur
sitoplasmik dan komposisi. Proses ini mengakibatkan transformasi dari sel
yang hidup, aktif mensintesis, menjadi
sel-sel yang mati dan bertanduk dari stratum kormeum, suatu proses yang
dinamakan keratinisasi. Keratinosit dari lapisan sel basal bentuknya silindris. sel-sel ini menjadi polihedral
pada waktu berada dalam stratum spinosum
menjadi semakin pipih dalam lapisan granular dan menjadi lamelar pada stratum
korneum. Unsur-unsur sitoplasma juga mengalami perubahan yang penting, demikian
pula nukleus dan membran sel. Keratinosit mensintesis tonofilamen tersusun
dalam berkas yang mengelilingi inti sel.
Dalam stratum spinosum sintesis terus berlangsung dan berkas tonofilamen
ini menjadi lebih
kompleks membentuk suatu jalinan yang meluas sampai sitoplasma. Dengan
pergeseran ke stratum granolosum maka granula-granula keratohialin mulai
terbungkus padat. Susunan kimia keratohialin belum diketahui secara memuaskan dan peran akhirnya dalam
proses keratinisasi juga belum jelas. Agaknya keratohialin ini jelas berperanan
dalam membentuk gambaran amorf padat elektron dari matriks sel-sel bertanduk.
Seperti dijelaskan di atas, agaknya selama proses diferensiasi, keratinosit
melewati fase sintetik di mana terbentuk tonofilamen, keratohialin, badan
lamelar dan unsur-unsur sel lainnya. Akhirnya sel-sel ini akan melalui fase
transisi, di mana komponen-komponen sitoplasma mengalami disosiasi dan
degradasi. Unsur sel sisanya membentuk suatu kompleks amorf, fibrosa yang
dikelilingi oleh membran impermeabel yang diperkuat yaitu sel-sel induk. Proses
migrasi sel epidermis yang telah terprogram ini memakan waktu sekitar 28 hari.
Sel utama kedua pada lapisan basal adalah
melanosit. Perbandingan sel-sel basal
terhadap melanosit adalah: 10 : 1 di dalam melanosit disintesis granula-granula
pigmen yang disebut melanin. Melalui tonjolan-tonjolan dendritik yang panjang.
Melanosin tersebut dipindahkan ke keratinosit. Setiap melanosit saling
berhubungan melalui tonjolan-tonjolan ini dan sekitar 36 keratinosit membentuk
apa yang disebut sebagai unit melanin epidermis. Melanosum dihidrolisis oleh
enzim dengan kecepatan yang berbeda-beda. Jumlah melanin dalam keratinosit
menentukan warna dari kulit. Melanin melindungi kulit dari pengaruh-pengaruh
matahari yang merugikan. Sebaliknya sinar matahari meningkatkan pembentukan
melanosum dan melanin. Orang kulit hitam mempunyai jumlah melanosit yang sama
dan orang kulit putih mempunyai melanosum yang kecil dan lebih mudah
dihancurkan.
Dermis terletak tepat di bawah epidermis dan
terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin yang tertanam dalam
suatu substansi dasar. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan
saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh. Di sekitar pembuluh darah yang kecil terdapat
limphosit, histiosit, sel mast dan leukosit yang melindungi tubuh dari infeksi
dan invasi benda-benda asing. Serabut-serabut kolagen khusus menambatkan
sel-sel basal epidermis pada dermis. Adneksa dermis adalah rambut kuku dan kelenjar-kelenjar
ekrin (keringat) sebasea dan apokrin.
Di bawah dermis terdapat lapisan kulit
ketiga: lemak subkutan. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi
untuk mempertahankan suhu tubuh dan mempertahankan suhu tubuh dan tempat
penyimpanan energi. Dari sudut kosmetik, lemak subkutan ini mempengaruhidarya
tarik seksual pada kedua jenis kelamin.
Kelenjar keringat terdapat pada hampir
seluruh kulit, kecuali pada telinga dan bibir. Kelenjar-kelenjar ini membentuk
suatu larutan hipotonik yang jernih, encer dan mengandung banyak urea dan
laktat. Kelenjar keringat juga membantu mempertahankan suhu tubuh.
Kelenjar sebasea merupakan struktur
lobular yang terdiri dari sel-sel yang berisi lemak. Substansi berminyak
disebut serbum disalurkan menuju saluran sentral dan dikeluarkan melalui
saluran-saluran pilosebasea, folikel-folikel rambut, kelenjar sebasea banyak
pada wajah, dada, punggung dan bagian proksimal lengan. Aktivitasnya terutama
diatur oleh hormon-hormon androgenik.
3. Etiologi
-
tidak diketahui dengan pasti,
-
bahan kimia,
-
lingkungan,
-
genetik,
-
imunologi, virus.
4. Patofisiologi
Sel
tumor adalah sel tubuh yang mengalami transparmasi dan tumbuh secara autonom
lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu
sel di suatu tempat (unisentrik) atau dari beberapa sentral (multilokuler) pada
waktu yang sama. Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ dasarnya
maka tumor disebut masih dalam fase lokal. Tetapi kalau sudah terjadi
infiltrasi ke organ sekitarnya, maka tumor telah mencapai fase lokal infasif
atau lokal infiltratif. Penyebaran lokal ini disebut penyebaran
perkontinuitatum, karena masih berhubungan dengan sel induknya.
Sel
tumor ini bertambah terus tanpa batas, sehingga tumor makin lama makin besar
dan mendesak jaringan sekitarnya sehingga dapat menyumbat saluran tubuh dan
menimbulkan obstruksi. Bila tumor ini ganas dapat menyebar ke bagian tubuh lain
dan umumnya fatal bila dibiarkan karena merusak organ yang bersangkutan dan
menyebabkan kematian.
5. Tanda dan Gejala
-
rasa gatal, rasa terbakar, geli.
-
Kehilangan rasa pada bagian yang terkena,
-
Kulit kering, bersisik kemerahan,
-
Nyeri
- Ditemukan masa tumor,
-
Palpasi teraba benjolan,
-
Mual, muntah;
-
Menurunnya nafsu makan;
-
Berat badan turun.
6. Tes Diagnostik
-
roentgen;
-
pielogram intravena;
-
pielogram retrogret;
-
aurtrografi;
-
histologik;
-
histopatologik.
7. Terapi
-
operasi;
-
radiasi;
-
kemotherapi;
-
radiologi;
8. Komplikasi
-
kanker
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
-
Riwayat anggota keluarga yang terkena tumor;
-
Terpapar sinar radiasi atau bahan kimia;
b. Pola nutrisi metabolik
-
kebiasaan makan makanan yang mengandung zat kimia atau
bahan pengawet dan makanan yang berlemak tinggi;
-
riwayat minum alkohol;
-
mual, muntah;
-
berkeringat banyak;
-
suhu tinggi;
-
kerusakan atau kemerahan kulit;
-
adanya benjolan pada kulit;
-
hipopigmentasi, hiperpigmentasi;
-
nafsu makan menurun;
-
berat badan turun.
c. Pola eliminasi
-
menurunnya jumlah urine output;
-
anuri saat fase akut;
-
diuresis;
-
penurunan peristaltik khususn.
d. Pola aktivitas dan latihan
-
riwayat pekerjaan;
-
obesitas;
-
sesak napas.
e. Pola persepsi sensori dan kognitif
-
mati rasa, kaku, gatal-gatal;
-
perubahan reflektendon;
-
keluhan nyeri;
-
perubahan orientasi, sikap dan tingkah laku.
f.
Pola
persepsi dan konsep diri
-
Kecemasan;
-
penampilan diri;
-
gangguan terhadap perkerjaan atau keuangan.
g. Pola mekanisme coping dan toleransi terhadap stres
-
sikap menghadapi penyakit;
-
penerimaan terhadap diagnosis.
2. Diagnosa Perawatan.
a.
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
adanya lukas eksterpasi.
b.
Nyeri yang berhubungan dengan luka operasi.
c.
Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan
penampilan kulit yang jelek.
d.
Kurang pengetahuan tantang pengetahuan tentang
perawatan kulit yang berhubungan dengan kurang informasi.
3. Perencanaan
a.
Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan
adanya luka eksterpasi
HYD:
·
Kulit utuh.
·
Tidak infeksi.
Rencana
Tindakan.
1)
Kaji keadaan luka (kering, bawah, kemerahan).
Rasional:
Luka yang basah dan kemerahan menunjukkan adanya infeksi.
2)
Rawat luka dengan teknik steril.
Rasional:
Perawatan secara steril mengurangi kontaminasi dan meminimalkan risiko infeksi.
3)
Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk kulit.
Rasional:
Garukan menimbulkan pelebaran luka.
4)
Anjurkan pasien untuk menjaga tubuh dengan cara mandi
dua kali sehari.
Rasional:
Melancarkan sirkulasi.
5)
Observasi suhu.
Rasional:
Suhu meningkat tanda infeksi.
6)
Beri terapi antibiotik sesuai pesanan medik.
Rasional:
Antibiotik untuk mematikan kuman penyebab infeksi.
b.
Nyeri yang berhubungan dengan luka operasi.
HYD:
·
Pasien bebas dari rasa nyeri.
·
Pasien tampak rileks, bisa tidur dan istirahat.
Rencana
tindakan:
1)
Kaji karakteristik nyeri (lokasi, lama, intensitas).
Rasional:
Data membantu menentukan tindakan terhadap nyeri.
2)
Observasi tanda-tanda vital.
Rasional:
Nyeri hebat ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan nadi.
3)
Jelaskan penyebab rasa
nyeri.
Rasional:
Untuk mengurangi kecemasan.
4)
Ciptakan lingkungan yang aman.
Rasional:
Meningkatkan relaksasi.
5)
Ajarkan latihan napas dalam
Rasional:
Menurunkan tegangan otot.
6)
Beri terapi analgetik sesuai pesanan medik.
Rasional:
Analgetik menghilangkan nyeri.
c.
Gangguan gambaran diri sehubungan dengan penampilan
kulit yang jelek.
HYD:
·
Menerima perubahan tubuh dan mengintegrasikannya ke
dalam self konsep sehingga dapat mempertahankan body image yang positif.
·
Mengekspresikan penerimaan tentang perubahan body image.
Rencana
tindakan:
1)
Kaji perasaan dan persepsi pasien tentang penampilan
kulit yang jelek.
Rasional: Memvalidasi persepsi diri dan mengambil tindakan
untuk mengatasi krisis.
2)
Melibatkan pasien dalam perawatan.
Rasional:
Membantu pasien untuk tidak bergantung.
3)
Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat
informasi yang telah diberikan.
Rasional:
Untuk meningkatkan self image.
4)
Haragai kpemecahan masalah yang konstruktif untuk
meningkatkan penampilan.
Rasional:
Meningkatkan penekanan pada perilaku adaptif
5)
Membantu pasien dalam menguatkan keterampilan koping
dan ikut terlibat dalam tindakan untuk memenuhi tujuan.
Rasional:
Penguatan respon koping untuk menghindari masalah atau stresor dan
meningkatakan harga diri.
d.
Kurang pengetahuan tentang penyakit kulit yang
berhubungan dengan kurang informasi
HYD:
·
Dapat mengungkapkan proses penyakit.
·
Mengenali tanda dan gejala serta faktor penyebab
penyakit.
·
Pasien dapat berpartisipasi dalam perawatan.
Rencana
Tindakan:
1)
Kaji pengetahuan klien/ tanyakan proses penyakit dan
harapan klien.
Rasional:
Mengetahui tingkat pengetahuan pasien dan memilih cara komunikasi yang tepat.
2)
Jelaskan faktor penyebab, tanda dan gejala penyakit
dengan bahasa yang mudah dipahami.
Rasional:
Penjelasan meningkatkan pengetahuan klien.
3)
Beri penyuluhan tentang pentingnya perawatan kulit
yang baik.
Rasional:
Perawatan yang baik mengurangi risiko terjadinya penyakit kulit.
4)
Libatkan keluarga
dalam rencana pengobatan
Rasional:
Peran serta pasien dan keluarga membantu pelaksanaan terapi.
5)
Beri penjelasan pasien untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan kulit.
Rasional:
Mendeteksi secara dini dan tindakan penanganan yang cepat.
6)
Jelaskan prosedur pengobatan dan perubahan gaya hidup.
Rasional:
Membantu pasien merasakan, mengontrol melalui apa yang terjadi dengan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengues, Marilynne E. dkk., Nursing Care Plans, FA Daus
Company, Philadelphia 1989.
FKUI , 1990, Patologi: Bagian Patologi Anatomi.
Luckman and Serensen, S. Medical Surgical Nursing, A pschophysiologic Approach, Edition 1993.
Price, Anderson Silvia, Patofisiologi,
Ed. 4. Alih bahasa: Dr. Peter Anugerah,
EGC., Jakarta 1995
Suhidajat, Sjasn, Buku Ajar Ilmu Bedah.
Tucker, Susan Martin, Mary, M.
Canobio, Patient Care Standards, Ed. 5; Mosby Year Book Inc. Missouri 1991
Tidak ada komentar:
Posting Komentar